Penyakit Leptospirosis, Kuman yang Menyerang Hewan dan Bisa Menular pada Manusia 2023!
Penyakit Leptospirosis – Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans.
Bakteri ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui kontak dengan urine hewan yang terinfeksi.
Terbuka di jendela baru www.sanilchoi.com
Leptospirosis dapat terjadi di seluruh dunia, tetapi lebih sering terjadi di daerah beriklim tropis dan subtropis.
Gejala Penyakit Leptospirosis
Gejala penyakit leptospirosis biasanya muncul 2-20 hari setelah terpapar bakteri. Gejala awal leptospirosis mirip dengan gejala flu, termasuk:
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Mual dan muntah
- Lemas
Gejala penyakit leptospirosis dapat berkembang menjadi lebih parah, termasuk:
- Jaundice (kekuningan pada kulit dan mata)
- Pembengkakan hati dan limpa
- Kerusakan ginjal
- Kerusakan otak
- Gagal organ
Penyebab Penyakit Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini dapat ditemukan di air, tanah, dan kotoran hewan yang terinfeksi. Hewan yang dapat terinfeksi leptospirosis meliputi:
- Tikus
- Anjing
- Babi
- Sapi
- Kuda
Cara Penularan Penyakit Leptospirosis
Leptospirosis dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui kontak dengan urine hewan yang terinfeksi. Bakteri Leptospira dapat masuk ke tubuh manusia melalui kulit yang lecet atau luka, atau melalui selaput lendir, seperti mata, hidung, atau mulut.
Leptospirosis juga dapat ditularkan melalui kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi.
Diagnosis Penyakit Leptospirosis
Diagnosis leptospirosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah. Tes darah yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis leptospirosis meliputi:
- Tes serologi: tes ini mendeteksi antibodi terhadap bakteri Leptospira
- Tes PCR: tes ini mendeteksi materi genetik bakteri Leptospira
Pengobatan Penyakit Leptospirosis
Pengobatan leptospirosis biasanya dilakukan dengan pemberian antibiotik. Antibiotik yang digunakan untuk mengobati leptospirosis meliputi:
- Doxycycline
- Penicillin
- Erythromycin
Pencegahan Penyakit Leptospirosis
Pencegahan leptospirosis dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
- Hindari kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi
- Gunakan sepatu bot saat bekerja di lingkungan yang berisiko terkena leptospirosis
- Vaksinasi terhadap leptospirosis
Vaksinasi Penyakit Leptospirosis
Vaksin leptospirosis tersedia untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit ini. Vaksin leptospirosis dapat diberikan secara intramuskular atau subkutan.
Faktor Risiko Penyakit Leptospirosis
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena leptospirosis, yaitu:
- Bekerja atau tinggal di daerah yang berisiko, seperti daerah yang sering banjir atau mengalami genangan air
- Bekerja di bidang pertanian, peternakan, atau perikanan
- Melakukan aktivitas di alam terbuka, seperti hiking, berkemah, atau berenang di sungai
- Memiliki luka terbuka atau penyakit kulit
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
Komplikasi Penyakit Leptospirosis
Komplikasi leptospirosis dapat terjadi pada berbagai organ tubuh, termasuk:
- Ginjal: dapat menyebabkan gagal ginjal akut, yang dapat mengancam jiwa
- Hati: dapat menyebabkan hepatitis, yang dapat menyebabkan kerusakan hati
- Otak: dapat menyebabkan ensefalitis, yang dapat menyebabkan kerusakan otak
- Jantung: dapat menyebabkan miokarditis, yang dapat menyebabkan kerusakan jantung
- Paru-paru: dapat menyebabkan pneumonia, yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru
Baca Juga : Penyakit Sepsis, Berikut Gejala dan Cara Pencegahannya 2023!
Penanganan Penyakit Leptospirosis
Penanganan leptospirosis biasanya dilakukan dengan pemberian antibiotik. Antibiotik yang digunakan untuk mengobati leptospirosis adalah antibiotik yang bekerja melawan bakteri Leptospira. Antibiotik biasanya diberikan selama 7-10 hari.
Selain pemberian antibiotik, pasien leptospirosis juga perlu mendapatkan perawatan suportif, seperti:
- Pemberian cairan intravena
- Pemberian obat-obatan untuk meredakan gejala, seperti obat penurun demam dan obat penghilang nyeri
Pencegahan Penyakit Leptospirosis
Pencegahan leptospirosis dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
- Hindari kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi. Jika Anda harus bekerja di lingkungan yang berisiko terkena leptospirosis, gunakan sepatu bot dan pakaian pelindung.
- Vaksinasi terhadap leptospirosis. Vaksin leptospirosis tersedia untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit ini.
- Lakukan tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari gigitan tikus, seperti menutup lubang di rumah Anda dan menggunakan racun tikus yang aman.
Kasus Penyakit Leptospirosis di Indonesia
Leptospirosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yang penting di Indonesia. Penyakit ini dilaporkan terjadi di seluruh provinsi di Indonesia, dengan kasus tertinggi dilaporkan di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2022 terdapat 1.187 kasus leptospirosis di Indonesia, dengan 110 kasus kematian.
Peningkatan Kasus Penyakit Leptospirosis
Kasus leptospirosis di Indonesia cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini diduga karena beberapa faktor, antara lain:
- Perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan
- Peningkatan aktivitas manusia di alam terbuka
- Peningkatan populasi hewan pembawa leptospirosis